Kekuatan Sebuah Prinsip

Pagi buta yang mengejutkan…! Belum benar-benar sempurna mata sebagian orang terbuka dari alam tidurnya, ketika tiba-tiba air bah menerjang saudara-saudara kita di Kawasan Situ Gintung. Bahkan sebagian masih terlelap di alam mimpi. Beragam tanggapan dan reaksi dari kita mulai yang menaruh iba sampai yang mencari kambing hitam penyebab jebolnya tanggul Situ gintung. Ada sesuatu yang terlupa tentang prinsip hukum alam, bahwa air selalu mengalir mencari tempat yang lebih rendah, apapun penghalang walau itu sebuah bendungan raksasa, air selalu mencari celah agar ia bisa menuju tempat lebih rendah. Ketika celah itu ia peroleh maka kekuatan luar biasa yang lama tertahan tak terbendung lagi. Kalau air tidak menuju tempat rendah tentu karena ada faktor-faktor lain yang memaksa dia. Setelah bertahun-tahun air tertahan oleh tanggul kokoh, tidak menyurutkan prinsip dasarnya bahwa suatu saat ada peluang mengalirlah ia ke tempat rendah.

Sesungguhnya inilah kekuatan sebuah prinsip yang sangat alami. Manusia yang konsisten dengan prinsip tidak akan bisa diubah dan dibentuk oleh apapun. Walaupun tembok besar menghalangi selalu mencari cara untuk melewati bukan menyalahkan “kenapa harus ada tembok?” atau berandai-andai “Jika tembok ini tidak ada, pasti saya bisa lebih baik”. Dalam hati kecil Kita seringkali berfikir “Ah Seandainya saya bisa lebih pintar, tentu saya bisa lebih dihargai”, bukan berfikir ” Saya bisa melakukan bla…bla..bla agar saya lebih pintar”. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk memilih dan berpegang teguh pada pilihannya. Maka apapun yang terjadi pada kita , itu adalah pilihan kita bukan faktor lain. Kita yang menentukan nasib kita sendiri. Tidak ada yang bisa menyakiti hati kita kalau kita tidak dengan sukarela menyerahkannya.

Banyak cerita dari orang-orang terkenal yang memiliki idealisme tinggi dan berpegang pada prinsip tidak mengubah prinsipnya walau sedikit. HAMKA, memulai menulis Tafsir Al Azhar justru ketika beliau dipenjara oleh rezim Soekarno waktu itu karena prinsip dan idealismenya. Dan yang ditulis pertama adalah Tafsir Surat AL Mukminun,yanng berisi tentang kualitas Keimanan seseorang. Walau Keimanan dikekang oleh tembok penjara tidak akan runtuh, hingga akhirnya rezim yang memenjarakannya runtuh.

You may also like...

1 Response

  1. Suryadi says:

    kurren !!!!!

Leave a Reply