Takdir

Membicarakan masalah takdir mungkin tidak akan pernah ada habisnya. Tapi biasanya akan menarik walaupun kepala jadi panas, urat leher keluar, mulut sampai berbuih dan tidak akan selesai dalam beberapa waktu. Sebagaimana definisi umum mengenai takdir, adalah sesuatu ketetapan Tuhan yang telah digariskan terjadi. Muncul pertanyaan kemudian mungkinkah manusia memiliki peranan dalam kaitannya dengan takdir yang digariskan pada dirinya..? Perdebatan mengenai pertanyaan ini memunculkan dua faham besar dalam teologi yaitu Jabariah dan Qadariah yang kemudian masuk wilayah politik. Kelompok Jabariah berpendapat bahwa manusia tidak memiliki kuasa sedikitpun dalam mengubah takdir dirinya. Karena itu pandangan kelompok ini menimbulkan sikap fatalistik atau “pasrah bongkokan” dalam menghadapi kenyataan hidup. Sedangkan kelompok Qadariah berpendapat bahwa manusia memiliki peranan untuk mengubah takdirnya.

Saya tidak akan menegaskan untuk memihak salah satu kelompok itu. Kita tidak bisa mengatakan bahwa sesuatu itu adalah takdir apabila itu belum terjadi. Kalau ada orang yang mengatakan bahwa takdir anda adalah hidupnya bla..bla..bla, maka saya katakan itu bohong. Tetapi bila kita misalnya menikah pada usia 25 tahun maka kalau itu benar-benar terjadi pada usia 25 tahun, baru kita bisa mengatakan itulah takdir kita. Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk menyerah dan berhenti berusaha hanya karena alasan takdir atau hanya karena kita percaya bualan orang yang konon bisa meramalkan nasib kita. Kalau toh Tuhan sudah mentakdirkan saya kaya, buat apa bekerja keras. Kalau toh Tuhan mentakdirkan saya pintar buat apa belajar.

Apakah kita tahu seperti apa takdir kita..? Biasanya orang yang sudah berusaha tetapi belum menuai hasil akan merasa bahwa takdirnya memang tidak sukses. Sesuatu yang manusiawi tetapi mestinya bukan demikia sikap kita, bukan berputus asa bukankah kita diajarkan untuk tidak berputus asa ( QS Yusuf: 87) ? Yang bisa kita lakukan adalah melakukan evaluasi kenapa kita gagal kemudian melakukan perbaikan. Takdir bagi saya senantiasa sejalan dengan Sunnatullah (Hukum alam, sebab akibat). Kalau kita belajar tekun maka Insya Allah takdir kita menjadi orang pandai. Kalau kita bekerja keras maka takdir kita akan menjadi orang berkecukupan. Jangan biarkan takdir sengsara mendera hidup kita . Mengubah takdir dengan berbuat dan beramal kebajikan jauh lebih baik.
Wallahualam Bis Shawab.

You may also like...

6 Responses

  1. fikin says:

    Wah top, permalink udah disetting, semoga pengunjung tambah mbludak.dikasih sitemeter/semacamnya gitu loh bos, biar tahu trafic-nya…

  2. tukang says:

    Yes ini Bos, Makasih atas saran dan masukannya makasih juga sudah mampir ke sini. Sitemeter sementara kemarin tak lepas, belum sempat pasang lagi.

  3. ono says:

    Takdir bisa dikata ketetapan, dan yang terjadi adalah hari ini yaitu hari ini kita melakukan apa.

    Saya suka kalimat ini “Jangan biarkan takdir sengsara mendera hidup kita . Mengubah takdir dengan berbuat dan beramal kebajikan jauh lebih baik.”

    Mas, tulisan di atas koq Tukangapu.web.id , mungkin kurang huruf S ya ?

  4. tukang says:

    Terimakasih Mas/Pak Ono atas koreksinya, memang benar ada kekurangan huruf S dan sudah saya perbaiki. Sekali Lagi terimakasih. Terimakasih Juga sudah mampir di sini

    Salam Hangat.

  5. kambingkelir says:

    Kita lebih menyadari tentang takdir atau bukan kalau kita punya keberanian untuk merubah dan bukan mempertahankan bicara takdir aku tidak mengerti sama sekali karena aku tak pernah mengkait kaitkanya dalam hidup yang saya tahu semua ketentuan Allah pasti Baik dan aku bukan sekedar memperthankan hidup tapi merubah hidup jadi Tidak soal takdir orang masih menyoalkan aku takan pusing karena satu keyakinan Ketentuan Allah Yang terbaik dan Aku menikmatinya

  6. supriyadi says:

    setuju, betul betul betul

Leave a Reply