Silent Is Golden: “Apresiasi bangakbar.com”

Sesungguhnya saya bukanlah aktivis Partai Golkar dan terus terang sepanjang ikut menjadi pemilih dalam pemilu belum pernah mencoblos partai ini. Terlepas dari apa yang menjadi target dari Bang Akbar Tanjung dalam peluncuran website bangakbar.com saya tergelitik untuk sedikit mengomentari dan memberikan apresiasi. Faktor terbesar yang membuat saya tertarik untuk berkomentar adalah karena saya pernah menjadi aktivis HMI, yang sedikit banyak mempengaruhi jalan fikiran saya dan Bang Akbar adalah mantan aktivis HMI walaupun berbeda level dan saya yakin beliau tidak kenal dengan saya.


Bagi saya moment bersejarah dan sangat heroik untuk mendapat apresiasi adalah prestasi besar Akbar Tanjung dalam memimpin Partai Golkar pada saat partai ini dalam kondisi terpuruk. Terlalu sering kita mendengar hujatan yang ditujukan pada partai ini, dan buntutnya adalah sang Ketua Umum yang tergena getahnya. Tetapi dengan sikap yang tenang dan sistematis Akbar Tanjung menghadapi hal tersebut. Tanpa pensikapan yang reaktif dan emosional. Sikap seperti inilah yang menurut saya mesti ditunjukkan oleh seorang pemimpin, mendengarkan suara rakyat dan memberikan jawaban/solusi dengan bijak. Dan hasilnya adalah suara dalam pemilu yang cukup menggembirakan. Hal kedua yang menjadi prestasi menurut saya adalah Konvensi Capres Golkar, walaupun ini oleh JK diselenggarakan karena saat itu KetuaGolkar sedang menghadapi masalah Hukum. Tetapi menurut saya ini adalah langkah cerdas dan inovatif dari golkar.

Itu adalah sedikit apresiasi saat Bang Akbar menjadi Ketua Partai Golkar. Jauh sebelum itu beliau adalah sosok yang sudah matang dalam perjalanan hidupnya. Bermula dari organisasi kemahasiswaan dari mulai tingkat bawah sampai menduduki Ketua Umum PB HMI merupakan perjalanan yang tidaklah mudah dan sederhana. Kemudian masuk Partai Golkarpun dari level rendah, bukan sebagaim kader karbitan yang tiba-tiba menduduki posisi puncak yang nyaman dengan berbagai fasilitas. Bagi saya hal seperti itulah yang patut diteladani. Menjadi sesuatu melalui proses natural dan dimatangkan oleh pengalaman hidup yang kompleks.

3 Responses

  1. totok_kelir says:

    perjalanan anda sudah sampai saat untuk sebagai pemimpin hahahhahahahahahah

  2. tukang says:

    Wah…. jadi pengen Grogi.He..he..he. Pada prinsipnya kan seriap orang harus siap menjadi pemimpin kapanpun dan dimanapun jika dibutuhkan. Tetapi kita harus pandai-pandai mengukur diri. Level masyarakat apakah yang pantas kita pimpin. Kalau kapasitas kita baru sebatas RT ya jangan memaksakan diri menjadi ketua RW, kalau kemampuan kita baru Lurah ya jangan memaksa memimpin kecamatan. Kalau saya siap tidak siap harus bisa menjadi pemimpin bagi diri saya sendiri dan keluarga. Bukankah setiap kita adalah pemimpin….????

  3. Aldiner S says:

    Nama Bang Akbar tentu sdh tdk asing lagi dikancah politik nasional, kemampuannya tdk perlu diragukan, dan sdh dibuktikan dgn situasi yg bagaimanapun bang Akbar selalu menghadapi dengan tenang, dan hampir semua bisa di dapat solusi dalam setiap masalah, baik di Partai Golkar ( sewaktu menjabat ketua umum) dan masalah pribadi sendiri ( waktu jadi tersangka kasus Bulog ), tapi tentu untuk menjabat sebagai Presiden persolan yg dihadapi akan semakin besar, banyak orang yg berkeinginan jadi Presiden tapi tentu tdk semua punya kemampuan, saat ini bangsa kita seolah kehilangan panutan/kepercaia an , pejabat baik dari yg paling rendah sampai yg paling tinggi semua memetingkan diri sendiri atau kelompoknya, DPR apalagi bahkan dipelesetkan “Dewan Perampok Rakyat” sungguh sangat memalukan. BangAkbar pertanyaan saya sekarang apakah Bang Akbar mencalonkan diri jadi Presiden ( kalau jadi Wakil Presiden mending tdk usah ) itu benar benar dari hati yg iklas untuk memperbaiki bangsa ini atau hanya ambisi saja/kelompok ??.

Leave a Reply