Pentingnya Sebuah Informasi

Wedhus GembelMenjadi “objek sebuah bencana” atau lebih umum disebut dengan korban bencana memang banyak dukanya daripada sukanya. Namanya saja bencana tentu bukan hal yang menyenangkan. Kebetulan saya pernah mengalami berada dalam posisi sebagai objek tersebut. Letusan Gunung Merapi 2010 yang cukup dahsyat sampai juga imbasnya di tempat saya di salah satu wilayah Kabupaten Magelang yang berada pada jarak sekitar 20-25 km dari puncak Merapi. Hujan abu, pasir bahkan kerikil mengguyur beberapa wilayah saya cukup dahsyat. Kerusakan vegetasi dan lingkungan cukup parah ditambah ancaman lahar dingin di beberapa sungai yang berhulu di Puncak Merapi. Semburan wedhus gembel atau awan panas merapi juga telah merenggut banyak saudara-saudara kita di lereng merapi.

Berada pada wilayah Bencana dengan kerusakan beberapa insfrastruktur seperti Listrik dan sarana Komunikasi membuat saya kesulitan mendapatkan informasi yang valid seputar perkembangan merapi. Banyak informasi yang bersifat Hoax dan simpang siur muncul dalam kondisi demikian. Isu-isu seputar kemungkinan-kemungkinan buruk akan terjadi berseliweran dari mulut ke mulut warga atau dari Handphone ke Handphone yang masih punya stok batre. Siaran televisi dan radio sulit di dengar karena tidak ada listrik menyala selama berhari-nari.

Tak ayal informasi yang bersifat Hoax tadi menjadikan kepanikan warga yang tengah dirundung kegelisahan dan ketakutan akibat letusan dahsyat tersebut. Informasi yang bersifat belum jelas kebenarannya menimbulkan reaksi beragam berupa tindakan yang beragam pula, dari yang mulai eksodus ke luar daerah hingga hal-hal mistik. Kita memang harus waspada terhadap kondisi tersebut, namun batas antara waspada dan ketakutan menjadi sangat tipis.

Dengan segala keterbatasan yang saya miliki, saya mencoba mengambil hikmah dari semua kejadian ini. Di dalam mengambil sebuah keputusan ternyata informasi pendukung keputusan merupakan faktor yang cukup penting untuk dicermati. Tidak hanya dalam kasus bencana merapi tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam sebuah teori Output yang baik dihasilkan dari Input yang baik, proses yang baik dan bebas dari kesalahan dalam proses tersebut. Input dalam hal ini informasi yang bersifat sampah tentu tidak bisa diharapkan menghasilkan output yang baik. Banyak berita simpang siur mengakibatkan kepanikan orang-orang sehingga di jalanan orang tidak lagi menghiraukan keselamatan berlalu lintas, sehingga celaka bukan karena apa yang dicemaskan tetapi karena tindakan yang kurang benar. Ini adalah sebuah contoh kecil peran penting sebuah informasi.

Akhirnya semua berpulang pada kemampuan kita menyaring validitas informasi yang masuk kemudian menjadikan pertimbangan kita untuk mengambil keputusan dan tindakan yang benar. Memang dalam kondisi bencana dan chaos, itu tidak mudah tetapiĀ  harus dilakukan. Kita harus berpacu dengan waktu dan keadaan. Jika gegabah dalam menyaring informasi akan terjebak pada tindakan yang salah, jika terlalu lama sibuk menyaring informasi kita berpacu dengan bahaya bencana. Idealnya adalah cepat dan tepat, semua perlu proses belajar, semoga ini menjadi bahan pelajaran bagi kita.

You may also like...

2 Responses

  1. Putu Ayu says:

    Bahkan data masing2 institusi pemerintahan saja bisa berbeda-beda. Mungkin mereka sekedar “tidak sensitif”, atau malah “ignorance”… ?

  2. aming says:

    tapi bro, terkadang ada saja pihak2 yg tidak bertanggung jawab yg menghembuskan informasi yg meresahkan, dan sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita utk tidak menyaring terlebih dahulu informasi tersebut….

Leave a Reply