Likeability Factor

Likeability factor merupakan faktor yang cukup penting peranannya dalam karir dan kesuksesan seseorang. Likeability Factor mudahnya adalah faktor-faktor yang membuat orang disukai oleh orang lain. Terkadang orang dengan kemampuan teknis yang biasa-biasa ternyata lebih melejit kariernya dibandingkan dengan orang yang memiliki kemampuan teknis luar biasa namun memiliki Likeability factor yang rendah.

Untuk menunjang karier dan usaha anda yang bisa dilakukan adalah menaikkan likeability factor tersebut. Berikut tips untuk menaikkan L-Facktor tersebut:

Pertama, faktor keramahan. Keramahan ini mencakup kemudahan Anda untuk tersenyum dan didekati. Faktor ini pun berbicara tentang seberapa besarnya minat Anda pada orang lain. Kenyataannya banyak orang yang hanya tertarik dengan dirinya dan tidak peduli dengan orang lain. Bagi dia, dirinyalah yang penting sehingga tatkala bertemu dengan orang lain, ia selalu memfokuskan pada pemikiran, masalah serta ide-idenya.

Orang seperti ini, harusnya membayar orang lain yang telah meluangkan waktu untuk mendengarkan dia. Orang ini pada dasarnya terlalu egois dan tidak peduli orang lain. Sesekali, orang mungkin mau mendengarkan dirinya. Namun, lama kelamaan orang ini akan menjadi bosan. Karena itulah, orang yang ramah menyetel radarnya bukan ke dalam, tetapi keluar.

Kedua, faktor koneksi. Dalam hal ini, orang dengan Likeability Factor yang tinggi dapat bicara dan ‘nyambung’ dengan apa yang orang lain katakan. Konon, para geisha di Jepang, harus belajar mati-matian untuk memahami soal koneksi ini. Makanya, dalam tradisi Jepang, geisha tidak berkonotasi seksual tetapi tentang pekerjaan yang sifatnya menemani dan melayani.

Untuk mencapai level ini, geisha harus belajar dan meningkatkan kemampuannya dalam hal berbicara dan menghibur orang yang harus dilayaninya. Mereka harus belajar dan meningkatkan pengetahuannya agar nyambung dengan apa yang dikatakan tamunya. Kalau geisha saja bisa melakukannya, mestinya kita bisa melakukan dengan cara yang lebih baik lagi. Sayangnya, ego kitalah yang membuat kemampuan koneksi kita menjadi jelek!

Ketiga, faktor kepekaan. Kemampuan empati Anda akan berperan penting. Di sinilah Anda belajar bagaimana caranya untuk bisa memosisikan Anda dalam situasi orang lain. Inilah yang diajarkan oleh mereka yang melakukan servis dengan luar biasa kepada kita. Mereka mampu memosisikan diri mereka pada orang yang komplain dan menghadapi masalah. Pengertian ini membuat orang merasa senang dan dihargai. Sebagai balasannya, mereka pun disukai.

Keempat, faktor terakhir adalah ketulusan. Faktor ini tampak dari bagaimana kita melakukan sesuatu bukan karena “ada apanya”, tetapi “apa adanya”. Ini berbeda sekali dengan perilaku para pelayan di hotel ataupun restoran yang kadang melayani dengan luar biasa, tetapi dari perilakunya kita menangkap, bahwa mere ka berharap mendapatkan tip dari kita. Ini yang kita katakan tidak tulus. alam bisnis, kita melihat orang melakukan servisnya dengan luar biasa, tetapi meng harap kan order ataupun penjualan dari kita. Inilah yang akhirnya membuat orang menjadi tidak suka. Ketulusan terjadi tatkala kita melakukan sesuatu karena kita terdorong untuk membantu, menolong ataupun membuat situasi orang yang kita hadapi menjadi lebih ringan.

Kenyataannya, orang dengan L-Factor tinggi adalah orang yang selalu menunjukkan kepada orang di sekitarnya, “Apa yang bisa saya bantu? Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat hidup Anda lebih baik?”

Akhirnya pembaca, kalau saja seorang penjahat tahu bagaimana cara membangun L-Factor nya seharusnya Anda mulai memikirkan bagaimana Anda menaikkan L-Factor Anda. Caranya? Mulai sekarang, praktikkan apa yang telah diungkapkan di atas, seperti diajarkan oleh Willie Sutton. Anda tak perlu pegang senjata, cukup tingkatkan keramahan, koneksi, kepekaan, dan ketulusan Anda menghadapi siapa pun yang ada di sekeliling Anda.

 

Sumber:
Anthony Dio Martin, http://www.bisnis.com/sosok/20296-tingkatkan-l-factor

You may also like...

Leave a Reply