Tanpa Amal Muhammadiyah Tidak Ada


Memasuki abad kedua usia persyarikatan Muhammadiyah begitu banyak dan kompleks permasalahan yang dihadapi masyarakat. Kondisi masyarakat saat Muhammadiyah lahir seabad yang lalu tentu jauh berbeda dengan kondisi masyarakat saat ini. Tantangan berat semakin memerlukan jawaban kongkrit dari seluruh komponen persyarikatan. Dalam konteks berbangsa dan bernegara Muhammadiyah merupan mitra pemerintah yang bahu membahu memberikan pencerahan dan kemaslahatan bagi seluruh negeri. Mengutip pidato iftitah Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin jika diibaratkan Muhammadiyah adalah Matahari dan negara adalah Bumi. Matahari tak pernah berhenti menyinari Bumi sepanjang Bumi masih berputar.

Sesungguhnya peran Muhammadiyah dalam memberikan kontribusi bagi masyarakat adalah pada gerakan Amaliahnya. Amal kegiatan kongkrit merupakan kunci utama Muhammadiyah bisa eksis dan memberikan manfaat. Contoh yang sering kita dengar pada pengajian-pengajian Muhammadiyah adalah Kisah Kyai Dahlan yang “diprotes” murid-muridnya saat hanya mengulang-ulang memberikan pelajaran surat Al Maun. Namun kondisi saat ini yang berbeda menuntut tidak sekedar amal tetapi juga cerdas dan jeli. Bentuk amal sholeh membangun panti asuhan misalnya, perlu diimbangi dengan amalan mengelola panti asuhan secara lebih modern dan maju.

Aku Titipkan Muhammadiyah Padamu

Aku Titipkan Muhammadiyah Padamu

Amal Muhammadiyah perlu dilandasi oleh semangat keikhlasan dan pengorbanan yang tinggi. Keihklasan beramal yang tidak disertai dengan kepentingan pribadi atau diluar mencari ridho Allah SWT. Maka perlu didukung penuh adanya aturan Pimpinan Muhammadiyah tidak boleh merangkap jabatan dengan pengurus Parpol. Bagaimanapun Muhammadiyah merupakan kendaraan yang cukup strategis dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk kepentingan politik dan jabatan. Sistem kepemimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial serta cara pemilihan ketua Pimpinan Muhammadiyah yang khas menjadi benteng bagi intervensi kepentingan-kepentingan sesaat.

Tapak Suci Putra Muhammadiyah Pada Muktamar Ke 46

Tapak Suci Putra Muhammadiyah Pada Muktamar Ke 46

Bagaimanapun organisani dan jabatan di persyarikatan adalah amanah yang patut ditunaikan dengan baik.Tidak elok jika Muktamar atau Musyawarah di tingkat yang lebih rendah dipergunakan sebagai ajang berebut jabatan. Semoga Muktamar ke 46 ini menjadi pijakan yang baik bagi Muhammadiyah memasuki abad yang kedua dan tetap istiqamah dalam keikhlasan berjuang demi terciptanya masyarakat utama. Amin.

You may also like...

1 Response

  1. kiki kamilah says:

    Assalamu’alaikum
    tapak SAuci selalu di hati
    emg paling oke…………salam dari tapak suci Subang Jawa Barat

Leave a Reply